Usia, seringnya menjadi sebuah patokan akan kedewasaan seseorang. Nyatanya, teori itu tidak sepenuhnya benar. Usia bukanlah sebuah parameter untuk mengukur tingkat kedewasaan. Hal ini dibuktikan dengan sebuah sikap patriotisme dan nasionalisme yang ditunjukan seorang pria berusia 23 tahun di kawasan tempat tinggal saya. Pria ini bernama Raihan Adikatama Putra. Sikap nasionalisme dan taggungjawab yang tinggi telah ia tunjukkan. Hal yang dilakukannya sebenarnya bukan hal yang besar. Bahkan sebuah hal yang cenderung kebanyakan orang menghindarinya dan bahkan meremehkannya. Mas Raihan, begitu kami memanggilnya, sederhana saja ia hanyalah seorang ketua RT di kampung kami. Mengapa saya tertarik menceritakan kisahnya ? Karena mungkin dia adalah seorang ketua RT termuda sepanjang masa.
Di usia 22 tahun, ia sudah menjadi pengurus RT di kampung kami. Bukan hal yang biasa tentunya. Mengingat jabatan ketua RT umumnya selalu dipegang oleh sesepuh-sesepuh. Jabatan ketua RT seringnya diamanahkan pada bapak-bapak yang sudah berkepala empat atau sudah pensiun dari pekerjaan tetapnya. Tetapi mas Raihan dengan tekadnya yang membara bersedia menjadi ketua RT dalam periode tahun terakhir ini. Selain menjadi ketua RT, dengan kesediaan penuh dan bukan paksaan tentunya, beliau juga bekerja di Pemda Yogyakarta. Beliau adalah lulusan UGM jurusan teknik sipil tahun lalu dan sekarang selain menekuni bidang profesinya beliau juga aktif berwirausaha di rumah orang tuanya.
Ketekunan, keseriusan dan tanggungjawab selalu ia perlihatkan pada masyarakat. Ketika ada waktu luang, ia memilih untuk berkeliling bercengkerama dengan para tetangga daripada berdiam diri di rumah. Tak heran jika banyak warga yang ingin mencalonkannya kembali sebagai ketua RT untuk periode yang akan datang. Usianya yang masih sangat muda tidak membuat dia pesimis namun justru menjadi sebuah batu loncatan untuk merubah mindset masyarakat tentang arti sebuah kepemimpinan.
Awalnya ia memang tidak yakin akan mendapat dukungan besar dari masyarakat, tetapi dengan kepercayaan diri dan modal niat ibadah kepada Allah, Ia akhirnya mencalonkan diri. Siapa sangka ia akan terpilih dan menduduki jabatan seperti yang sekarang ia tempati. Masyarakat memberikan kepercayaan penuh pada pemuda ini. Mereka yakin bahwa akan ada perubahan ke arah lebih baik jika pemuda-pemudi yang mengelola kampung kami. Mas Raihan menjadi sebuah tonggak perubahan, dimana tidak ada politik uang yang selama tahun-tahun terakhir terjadi. Melalui tangannya berbagai perubahan positif terjadi.
Inilah sikap nasionalis yang ditunjukan seorang pemuda asal daerah saya. Bukan nasinalisme yang berlebihan, bukan nasionalisme yang sok-sok-an, bukan nasionalisme yang hanya sekedar nama tetapi ada bukti nyatanya. Pengabdian pada masyarakat secara utuh dan tanpa pamrih. Itulah dia mas Raihan. Mari kita teladani bersama.
***
Sebuah tulisan fiksi yang lahir karena keterpaksaan tugas ospek *jiaaaah* tetapi setelah saya baca ulang cukup makjleb. Apa itu nasionalisme? Nasionalisme bukan masalah "hei, aku punya kaos merah putih banyak lho di rumah" atau "apa sih kamu sukanya nonton film barat, nggak nasionalis", nasionalisme tidak sesempit itu sebenarnya. Dan tidak harus secara simbolis, berprestasi membawa nama indonesia di kancah internasional adalah salah satu bukti nasionalisme. Wow, itu terlalu idealis dan besar. Kita sederhanakan dengan aktif dan berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat, ini juga merupakan bukti nasionalisme. Bukti, b-u-k-t-i jangan hanya ngomong. Realisasinya mana? Action-nya mana? hehehe.
*sebenarnya saya nggak setuju sama orang yang menuhankan nasionalisme dan melarang/ membatasi gerak hobi/ ketertarikan orang lain, well saya k-popers dan saya cukup terganggu dengan orang-orang yang mengejek bercanda kalau saya nggak nasionalis. eits, rasanya pengen tak gigit itu orang hahahaha. nah, intinya nasionalis itu nggak hanya bisa dibuktikan dengan satu hal seperti itu saja, tapi ada jutaan cara. Jadi, jangan bilang kalau saya nggak nasionalis ya hahahaha. Eh, aku nasionalis nggak sih? #kaabuurrrr
skip to main |
skip to sidebar
Do what to do, learn what you want to learn, stay calm and moving forward
Raihan, Pahlawan tanpa Pandang Usia
Diposting oleh
Noviati Wani Wibawati
di
21.52
Label:
Untuk Indonesia
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Walking to this blog
Contact
If you have something to ask/ review send me email at noviatiwibawati@gmail.com
Entri Populer
-
Ini adalah postingan tentang sinopsis film korea yang pertama kubuat. Hehe. Film ini berjudul Wedding Dress. Ketebak kan dari judulnya? Fil...
-
Judul : Babo (Miracle of Giving Fool) Durasi : 1.43.15 Cast: Cha Tae-Hyeon, Ha Ji-Won, Park Hee-Sun Genre : Friendship, Brothers...
-
Ini dia sinopsis kedua yang aku tulis untuk drama korea. Kali ini judulnya Its Okay Daddy's Girl. Highly recommended buat kalian semua....
-
Sekitar sebulan yang lalu, saya agak bingung untuk memutuskan akan membeli facial wash apa karena facial wash yang saya biasa pakai suda...
-
Entah kesambet apa, saya lagi pengen bahas kuliner di Jogja terutama jalan tamsis. Karena saya orang Jogja Selatan, susah kalau mau makan e...
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar