Begitu banyak isu masyarakat saat ini yang belum terpecahkan. Banyak orang tidak tahu harus bagaimana dan seperti apa jika berhadapan dengan problematika masyarakat umum di Indonesia.
Anda sering menemui tetangga anda/ teman anda sakit parah lalu ia justru tidak mau dibawa ke rumah sakit dengan alasan ia lebih percaya berobat ke dukun? Anda pernah menemui ketika anda shalat berjamaah di masjid dan shaf jamaah tidak rapi dan sangat longgar? Anda mungkin pernah menemui perpustakaan desa yang teronggok begitu saja tanpa pembaca? Apakah itu bisa disebut masalah?
Ketika ditemui sebuah kejanggalan, mereka cenderung hanya sebatas menganalisis apa yang dianggap masalah di matanya. Apakah analisis saja cukup? Orang-orang yang merasa tahu solusi yang tepat cenderung pasif, tidak mengerti bagaimana menyampaikan argumennya kepada masyarakat itu sendiri. Mengingat sifat dasar manusia Indonesia yang kolot, ketika sudah merasa memegang prinsip maka prinsip itulah yang paling benar. Apalagi jika kita bicara masalah tradisi kejawen yang masih sangat lekat di tengah masyarakat jawa. Apakah masalah yang dianggap masalah tadi benar-benar masalah?
Ada beberapa tahapan yang harus dilakuka ketika seseorang menemukan sebuah masalah di tengah masyarakat.
1. Langkah pertama adalah menemukan apakah sebenarnya masalah itu. Apakah masalah itu benar-benar masalah? Atau hanya perasaan kita saja? Identifikasi masalah harus jelas dan menemukan sebuah konklusi yang akan dibawa pada langkah selanjutnya.
2. Penilaian. Apakah masalah tadi adalah masalah utama? Identifikasi akar masalahnya. Pada dasarnya masalah itu muncul karena sebuah keadaan, entah itu kegagalan sistem atau yang lain. Akar masalah itulah yang akan menjadi konsen utama dalam pembahasan selanjutnya.
3. Strategi perubahan. Apakah menilai dan mencari tahu akar masalahnya saja sudah cukup? Tidak. Diperlukan follow up untuk mengatasi masalah itu. Poin ini merupakan poin paling kompleks. Untuk menemukan sebuah strategi perubahan, dibutuhkan pengukuran tertentu untuk menentukan satu atau dua strategi tepat dalam penyelesaian masalah. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pengambilan strategi, entah itu faktor lokasi, kebudayaan, persepsi.
4. Evaluasi. Evaluasi bukan sekedar penilaian kembali kekurangan sistem yang telah diimplementasikan. Evaluasi berkaitan dengan sistem kontrol. Ketika ditemui kejanggalan, maka harus ada follow up dan perbaikan.
Anda sering menemui tetangga anda/ teman anda sakit parah lalu ia justru tidak mau dibawa ke rumah sakit dengan alasan ia lebih percaya berobat ke dukun? Anda pernah menemui ketika anda shalat berjamaah di masjid dan shaf jamaah tidak rapi dan sangat longgar? Anda mungkin pernah menemui perpustakaan desa yang teronggok begitu saja tanpa pembaca? Apakah itu bisa disebut masalah?
Ketika ditemui sebuah kejanggalan, mereka cenderung hanya sebatas menganalisis apa yang dianggap masalah di matanya. Apakah analisis saja cukup? Orang-orang yang merasa tahu solusi yang tepat cenderung pasif, tidak mengerti bagaimana menyampaikan argumennya kepada masyarakat itu sendiri. Mengingat sifat dasar manusia Indonesia yang kolot, ketika sudah merasa memegang prinsip maka prinsip itulah yang paling benar. Apalagi jika kita bicara masalah tradisi kejawen yang masih sangat lekat di tengah masyarakat jawa. Apakah masalah yang dianggap masalah tadi benar-benar masalah?
Ada beberapa tahapan yang harus dilakuka ketika seseorang menemukan sebuah masalah di tengah masyarakat.
1. Langkah pertama adalah menemukan apakah sebenarnya masalah itu. Apakah masalah itu benar-benar masalah? Atau hanya perasaan kita saja? Identifikasi masalah harus jelas dan menemukan sebuah konklusi yang akan dibawa pada langkah selanjutnya.
2. Penilaian. Apakah masalah tadi adalah masalah utama? Identifikasi akar masalahnya. Pada dasarnya masalah itu muncul karena sebuah keadaan, entah itu kegagalan sistem atau yang lain. Akar masalah itulah yang akan menjadi konsen utama dalam pembahasan selanjutnya.
3. Strategi perubahan. Apakah menilai dan mencari tahu akar masalahnya saja sudah cukup? Tidak. Diperlukan follow up untuk mengatasi masalah itu. Poin ini merupakan poin paling kompleks. Untuk menemukan sebuah strategi perubahan, dibutuhkan pengukuran tertentu untuk menentukan satu atau dua strategi tepat dalam penyelesaian masalah. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pengambilan strategi, entah itu faktor lokasi, kebudayaan, persepsi.
4. Evaluasi. Evaluasi bukan sekedar penilaian kembali kekurangan sistem yang telah diimplementasikan. Evaluasi berkaitan dengan sistem kontrol. Ketika ditemui kejanggalan, maka harus ada follow up dan perbaikan.
0 komentar:
Posting Komentar