Pages

Teman atau Lawan?

Sepanjang mata memandang, kesedihan membentang dan memeluk tubuh dingin Reysa. Langit sore di atasnya menggelap, awan-awan bergumul berkumpul membentuk hawa kesedihan. Reysa terduduk dalam diam. Wajahnya memancarkan kesedihan yang teramat jelas. Ini bukanlah kegagalan Reysa yang pertama melainkan sudah tak terhitung banyaknya. Namun, hatinya terlalu sakit saat ini untuk menerima kegagalan lain. Satu per satu peserta meninggalkan tempat kompetisi, Reysa masih setia duduk terdiam di samping gerbang. Tak ada satupun yang menyadari ia mengikuti kompetisi ini. Tak akan ada yang percaya jika ia bisa. Tak akan ada yang percaya ia akan menuai kemenangan disana. Awan-awan di atas kepalanya berubah warna gelap, perlahan setetes demi setetes air hujan menghujam permukaan tanah. Reysa basah kuyup. Reysa menangis bersama langit yang juga merasakan kesedihannya. Tak akan ada satupun yang peduli, pikirnya.

"Kamu yang ikut lomba juga minggu lalu kan?" seseorang mendekati dirinya dalam jarak dua meter. Buru-buru Reysa berlari kecil menghindar.
"Hujan ... bukannya masih ada lomba lain minggu depan? Jangan sampai sakit lho," tutur pria itu sambil memberikan sebuah payung kepada Reysa. Laki-laki itu membiarkan dirinya basah.
"Tidak perlu ini aku sudah mau pulang," tutur Reysa. Seperti di drama-drama mereka justru saling memberi-menerima payung dan justru membiarkan keduanya basah.
"Yasudah ... sampai ketemu minggu depan ya," pria itu menarik pasrah payungnya.
"Minggu depan?" tanya Reysa
"Iya minggu depan. Lomba yang di kota. Kita pasti ketemu lagi. Kamu nggak akan segampang itu nyerah gara-gara tadi?" tanya Dirga. Reysa hanya mematung mendengar pertanyaan Dirga. Melihat bahwa Reysa diselimuti kesedihan yang pekat Dirga melanjutkan,

"Ah itu emang si Jonathan udah pinter dari lahir wajar dia menang dengan gampang," tutur Dirga.

Reysa menatap kaku Dirga di depannya.

Pikirannya berputar-putar seperti merasakan de javu. Siapa pria bername tag Dirga ini? Kening Reysa berkerut sibuk berpikir.
"Sampai jumpa," kata Dirga sambil berlalu cepat. Reysa tak sempat menyampaikan pertanyaan yang berputar di kepalanya.

---
Seminggu kemudian, Reysa melihat kemenangan Dirga di kompetisi yang dimaksudkannya . Dirga menghampirinya dan memberikan medali yang dikalungkannya. "Anything you need a friend ...," tuturnya. "You deserve to win anything you take a pains, but a winner is'nt always about a medal," kata Dirga.

Dirga adalah seorang teman diantara semua lawan. That's how Reysa thought after all this process. Dirga are also a medal. A friend. A friend are the precious medal after all.

 [#FF2in1] ~ Flash Fiction 2in1 Sesi 03 April 2013 (2)

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Ceritanya bagus. Pas sama temanya.. :)

atriasartika mengatakan...

keren, singkat tapi ada pesannya :)

Posting Komentar

 

Copyright © Thipposite. Template created by Volverene from Templates Block
WP by Simply WP | Solitaire Online