Pages

Peran Ibu ala Bu Aliyah, Ibunda Anies Baswedan

Siapa tak kenal Anies Baswedan? Ialah rektor termuda Indonesia serta pencetus Indonesia Mengajar. Siapa dibalik suksesnya seorang Anies Baswedan? Tentu sosok Ibu sangat berpengaruh besar dalam siklus hidup salah seorang inspirator saya ini. wkwk

Bu Aliyah Rasyid adalah sosok aktivis di masa mudanya. Tumbuh di Kuningan, Beliau berkembang menjadi sosok aktivis sekaligus organisator pada masanya. Beliau lulus SMA tahun 1959. Sampai detik ini, beliau aktif mengajar di Universitas Negeri Yogyakarta. Di masa pensiunannya ini, Bu Aliyah aktif mengisi seminar, penyuluhan dan berbagai kegiatan positif lain. Luar biasa bukan?

Beliau bercerita banyak tentang bagaimana seharusnya seorang ibu bersikap di era modern seperti sekarang ini. Wanita era kini harus bisa jadi paket lengkap, artinya tau teknologi, banyak ilmu tetapi imannya kuat.
Gempuran ideologi-ideologi miring sangat deras mengalir dari luar, sehingga perempuan era kini harus bisa membuat benteng diri agar tidak terjerumus. Jaman terus berkembang. Seorang perempuan tidak boleh tergerus jaman. Dia harus bisa menjawab tantangan dunia. Jika ingin menjadi perempuan yang luar biasa, maka actionnya juga tidak biasa saja. Jangan sibukkan diri hanya dengan sekolah atau kuliah, carilah organisasi. Latihlah public speaking dan bicara di depan orang banyak. Beliau menceritakan kisah salah seorang anaknya. Ketika anaknya masih SD, ia membuat sebuah klub bernama Kelabang. Kelabang berisi anak-anak yang suka main bola. Anaknya memasang spanduk kecil klub Kelabang di depan rumahnya. “Ya malulah saya,” tutur Bu Aliyah . Tetapi beliau sadar, dari klub kecil yang hanya berisi dua sampai tiga anak itu, anaknya dapat melatih leadershipnya dan belajar berargumen.

Sebagai calon ibu, perempuan dituntut untuk berkiprah dan menjadi inspirator bagi orang lain. Sehingga di kemudian hari, ia bisa menjadi suri teladan bagi anak-anaknya. Hal itu bisa diraih dengan banyak berlatih dan eksis. Banyak-banyak hadir dalam kelompok diskusi, seminar dan pengajian. Di samping itu kuliah tidak boleh diterlantarkan. Semua harus bisa diseimbangkan.

Tidak hanya bicara mengenai peran seorang ibu, Beliau juga menyinggung tentang organisasi masa kini. Tak apa sebuah organisasi itu proker oriented, “Nggak papa,” katanya. Karena suatu hari pasti tetap ada manfaatnya. Sebuah organisasi yang hanya diisi dengan diskusi juga tak jadi masalah. Kita semua jangan berpayung hanya pada satu organisasi saja, tetapi bergerak bersama-sama. Beliau menganalogikan hal itu dengan kereta Sinkasen dari Jepang. Kereta Sinkansen tidak bergerak karena mesinnya saja. Tetapi di setiap gerbong, ditaruh motor penggerak yang nantinya akan menjalankan kereta tersebut. Kerjasama antar motor di gerbong yang menciptakan kecepatan luar biasa dan manfaat bagi orang banyak. Begitu seharusnya organisasi berjalan.

Lalu bagaimana dengan kejenuhan organisasi? Banyak ditemui aktivis yang akhirnya mutung, jenuh, malas meneruskan kegiatan organisasinya. “Jenuh itu karena tujuannya nggak jelas,” tuturnya. “Dibuat tidak males harus ada sesuatu yg menarik,” katanya. Goal itu penting, Beliau sangat menekankan hal itu. Setiap organisasi harus punya visi yang akan dicapai dan untuk itulah organisasi diadakan.

Sebagai penutup, Beliau menekankan, “Jujur adalah nomor satu.” Selain itu, perempuan harus bisa hidup bertanggungjawab karena di masa depan nanti mereka akan melahirkan anak-anak yang akan menjadi generasi penerus Islam. Ia menambahkan, masalah yang ditemui di masyarakat sekarang jangan hanya diterima mentah-mentah. Jika anda tahu bahwa anda tidak peka pada saudara anda bahkan tetangga anda sendiri, maka pekalah ! Jangan acuh !

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © Thipposite. Template created by Volverene from Templates Block
WP by Simply WP | Solitaire Online