Pages

Review Catching Fire


 Judul: Catching Fire (The Hunger Games #2) 
Penulis : Suzanne Collins 
Penerbit Indonesia: Gramedia Pustaka Utama 
Penerjemah: Hetih Rusli


Api pemberontakan sudah tersulut. Dan Capitol ingin membalas dendam. 

Katniss Everdeen berhasil keluar sebagai pemenang Hunger Games bersama Peeta Mellark. Tapi kemenangan itu menyulut kemarahan Capitol. Kemenangan Katniss ternyata membangkitkan semangat pemberontakan di beberapa distrik untuk menentang kekuasaan Presiden Snow yang kejam. 

Presiden Snow mengancam Katniss untuk meredakan kegelisahan penduduk distrik dalam Tur Kemenangan-nya. Satu-satunya cara untuk meredakan kegelisahan penduduk adalah membuktikan bahwa dia dan Peeta saling mencintai tanpa ada keraguan sedikit pun. Jika gagal, keluarga dan semua orang yang disayangi Katniss menjadi taruhannya. 

Licik, berani dan cerdas. 

Itulah komentar yang saya berikan pada novel kedua ini. Kalau di Hunger Games saya ngasih 4 dari 5 bintang, Catching Fire jelas saya beri 5 dari 5 bintang, kalau bisa saya kasih 6 sebagai tanda bahwa novel ini bener-bener outstanding. Suzanne Collins benar-benar mengeluarkan seluruh ide dan pikirannya dengan mencoba mencari koneksi antara satu permasalahan dengan yang lain. Banyak pertanyaan saya di serial satu terjawab disini. Catching Fire lebih kejam, terstruktur dan lebih banyak korban tewas. Kalau di hunger games kita disuguhkan cerita yang memang jelas akan terjadi kematian, paling tidak duapuluhtiga orang tewas. Catching Fire memberikan cerita-cerita korban lebih intens dan tidak bisa diduga. 


Katniss dan Peeta harus melakukan tur kemenangan usai selesainya pertarungan Hunger Games. Namun ketika ia akan bersiap, ia menemukan Presiden Snow berada di rumahnya. Jelas itu adalah sebuah perkara besar, dan benar ... kejadian buah berry itu telah memunculkan berbagai pemberontakan di distrik Panem dan Presiden Snow terancam digulingkan. Gale dieksplor jauh lebih banyak di novel ini. Pendekatan Suzanne terhadap setiap karakter personalnya jauh lebih intens dibanding novel sebelumnya. 

Kematian Katniss diinginkan oleh Presiden Snow, namun ia tidak bisa membunuhnya terang-terangan. Semua orang , tidak hanya di Capitol, akan mempertanyakan keberadaan Katniss yang hilang. Katniss tumbuh menjadi seorang mocking jay, simbol pemberontakan. Quarter Quell diadakan setiap duapuluh lima tahun sekali. Quartel Quell sebagai Hunger Games ke tujuhpuluh lima memanggil kembali semua pemenang Hunger Games yang masih hidup untuk dipertandingkan lagi di arena. Quarter Quell adalah cara licik yang digunakan Presiden Snow untuk membunuh Katniss dengan tangan bersih.

Skenario dibuat lagi. Kali ini Peeta memulainya lagi. Katniss dan Peeta telah menikah, katanya. Dan ada seorang bayi di perut Katniss, semua orang di Capitol heboh bahkan beberapa jatuh pingsan. Bagaimana bisa kau memasukkan kembali dua nama yang baru saja menang beberapa bulan lalu dan peserta perempuannya dalam keadaan hamil? Pemberontakan pun semakin membara. Di sesi juri, Peeta secara tidak diduga menampilkan kemampuan kamuflasenya dengan cat air. Ia menggambarkan Rue –dalam keadaan meninggal dengan bunga-bunga- melukiskannya di lantai juri. Juripun geram. Tidak lebih parah yang dilakukan Katniss, dengan emosi yang mencapai puncaknya beberapa detik sebelum masuk penilaian juri ia memutuskan untuk menampilkan kemampuan membuat jerat dan memutuskan boneka korban di depannya ia beri nama ketua Hunger Games tahun lalu yang sudah dieksekusi mati. Semua orang pun ngeri melihatnya. 

Dan jika anda mungkin sedikit dari orang yang mendukung hubungan Katniss dan Peeta di serial ini, bersiaplah jantungan ... saya hanya bilang ada kemungkinan Peeta mati dari seri ini. Silahkan cari tahu sendiri :')

By the way, as always Peeta selalu menjadi pelindung Katniss, bahkan hingga akhir :’)


0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © Thipposite. Template created by Volverene from Templates Block
WP by Simply WP | Solitaire Online