Pertama Kali Ngajar Anak SD

Malam tadi jam tujuh, gara-gara nungguin Sarah yang masih les IPS sama gurunya, aku didaulat untuk ngajar adeknya yaitu Rafy kelas 3 SD. Pertama kali shock karena belum pernah ngajar SD. Waaah gimana ini? Pendekatan yang harus dilakuin yang kayak apa? Berapa persen belajar, berapa persen bercanda? Kapan harus break? Seharusnya aku ngajar kakaknya matematika, tapi karena mereka belum selesai alhasil dengan setengah terpaksa menerima tawaran. Acaranya sih ngajar Rafy cuma satu jam, tapi berasa lamaaaa bangeeet.

"Wah kita belajar lama banget ya." Si Rafy nengok jam di belakangnya dan dia berkata,
"Wah cepet banget, cuma satu jam," sambil agak kecewa. WHAT? Satu jam yang berasa berjam-jam.

Besok pagi Rafy ada ujian bahasa jawa sama IPS. Karena aku nggak begitu bisa basa jawa, alhasil ngajarin yang IPS aja. IPSnya bahas tentang lingkungan alam, ya gunung, pantai, sungai, danau, selat, teluk dll.

A : Aku
R : Rafy


A : Pantai itu kamu tau nggak apa?
R : *geleng-geleng kepala sambil mringis*
A : Pantai itu batas antara darat sama laut
R : Di danau ada hiu? *sebelumnya bahas danau*
A : Di laut adanya
R : Paus makan hiu?
A : Paus nggak makan hiu. Liat Finding Nemo kan? Dori sama ayahnya Nemo kan dimakan paus, tapi nggak mati kan?
R : Oh iya *angguk angguk* Hiu makan paus?
A : Hiu nggak berani makan paus sendirian soalnya paus kan gede, tapi kalau rame-rame dia berani
R : Ooooo. Di hutan ada hantu nggak?
A : Ada dong
R : *mringis sambil megangin tangannya sendiri* aku takut e
A : Disini juga ada lho R : Dimana biasanya?
A: di pojokan *nunjuk pojok-pojok ruangan*
R : Di pojok kulkas ada hantunya?
A : Iya, tapi dia nggak bakal ganggu kamu soalnya kamu kan lagi belajar
R : Kok gitu?
A : Kan Allah suka orang yang belajar, kalo kita disukai Allah hantu nggak bakal ganggu kita
R : Ohhhh gitu ya! *senyum gembira*

Sementara bahas samudera, nggak sengaja aku nyerempet ngomongin australia dan kutub selatan.
R : Kita bisa ke sana?
A: Bisa Raf
R : Naik apa?
A : Kapal, tapi disana nggak ada kehidupan
R : Kok bisa?
A :  Soalnya dingin banget
R : Terus adanya apa? Nggak ada makluk hidup?
A : Ada , penguin sama beruang kutub *nggak tau deh ini*
R : Ada salju ya?
A : Iya dong, tapi saljunya jadi es
R : Kok bisa?
A : Kan salju itu air, air karena dingin jadi es. Kayak di freezer itu lho, airnya jadi es kan?
R : Oh iya !

A : Jaman dulu ada portugis sama belanda yang njajah Indonesia. Mereka naik apa kesini?
R : Mobil
*aku ngakak*

pas bahas gunung berapi,
R : Ada awan kan ...
A : Oh awan panas?
R : Iya itu
A : Bahaya, kulitmu bisa melepuh terus mati
R : Panas banget ya? Kalau rumahnya pake AC?
*HAHAHAHAHA*
A : Sama aja, nanti tetep melepuh
R : Berarti kita nggak boleh tinggal di gunung ya?
A : Harusnya iya, tapi kan kamu tadi tau kan kalau tanah di sekitar gunung itu?
R : Subur ...
A : Makanya mereka berkebun disitu
R : Mbah maridjan itu meninggal kenapa?
A : Jadi di tiap gunung ada juru kunci, itu menurut kepercayaan jaman dulu yang masih diyakini
R : Oh terus gimana?
A : Mbah Mardijan percaya kalau dia bakal selamat dan merapi nggak akan meletus. Tapi merapi akhirnya meletus kan?
R : Iya
A : Mbah Maridjan meninggal. Jasadnya baru ditemuin beberapa hari, yang lain bisa sampe berminggu-minggu. Karena gunung habis meletus itu bahaya
R : Tapi itu bau ...
A : Iya Raf ... sekarang juru kuncinya katanya anaknya
R : Loh anaknya selamat?
A : Iya
R : Berarti dia menyelamatkan diri?
A : Iya *dalam hati kayaknya sih*

Dan obrolan tentang merapi dan mbah maridjan ini berlangsung lama sekali.
Ternyata tidak mudah ngajar anak SD, aku harus nggambar juga untuk ngasih gambaran ke Rafy. Mikirnya lebih lama dan jelas menguras energi lebih banyak daripada ngajar anak SMP dan SMA. Terbukti habis itu ngajar Sarah IPS dan Matematika aku udah nggak punya tenaga lagi.
Mulia sekali pekerjaan sebagai guru SD, mereka pasti sabar sekali bisa menghandle 30 anak sejenis Rafy dalam waktu bersamaan. Kalau aku pasti udah pingsan di depan kelas .__.

Dan selanjutnya Rafy nagih les lagi, aku harus siap untuk ronde berikutnya .__.