Pages

Quotes from Wonderful Live Drama


Kasih sayang dan keluarga tidak datang dan terbentuk dengan sendirinya. Mereka harus dibangun perlahan-lahan dan hati-hati. 
Sebuah drama yang ceritanya bermula dari kebodohan Seung Hwan dan Se Jin selama di Singapore. Setelah one night stand pada malam itu mereka tidak tahu jika ternyata hidup mereka akan berubah 180 derajat dengan kehadiran seorang gadis kecil diantara mereka yaitu darah daging mereka sendiri. Shinbi lahir tidak dengan cinta tetapi tumbuh dengan cinta berlimpah dari kedua orangtuanya. Shinbi yang berusia lima tahun tumbuh dengan melihat orangtuanya bertengkar setiap hari. Seung Hwan dan Se Jin saling berteriak satu sama lain. Hingga perjanjian pernikahan yang mereka buat terbongkar, waktu yang tersisa mereka hidup bersama menurut perjanjian hanyalah satu tahun. Satu per satu peristiwa terjadi diantara mereka bertiga. Sampai akhirnya mereka menyadari mereka tidak bisa berpisah. Shinbi jatuh sakit. Shinbi divonis leukimia dan satu-satunya yang bisa menyelematkan dirinya adalah transpalantasi sum-sum tulang belakang. Perbandingan menemukan sum-sum tulang belakang yang cocok hanyalah 1: 25000. Sudah banyak orang mencoba membantu, tapi tak ada satupun yang bisa. Shinbi telah menyatukan ayah dan ibunya. Selama ini kedua orang tuanya yang notabene masih berusia 22 tahun itu hanya sibuk pada kehidupannya masing-masing. Shinbi membuat kedua orangtuanya dewasa pada akhirnya.Cinta mereka hanya butuh waktu.

Shinbi, Seung Hwan dan Sejin saat perayaan masuk ke sekolah Shinbi

"Semua orang di dunia ini akan pergi meninggalkan kita suatu hari nanti"
"Benarkah?"
"Ya. Semua orang pasti akan tiada."



Kalimat yang diungkapkan Shinbi saat menemukan fakta penyakitnya dari dua sepupu kembarnya. Sepupu-sepupunya berteriak padanya. "Kau akan mati! Shinbi akan mati!" 


Shinbi melihat kostum beruang tergeletak di kamar perawatannya. Beruang itu selalu muncul dan menari-nari dihadapannya saat ia menangis ketakutan saat disuntik dan tidak mau makan. Ternyata beruang itu adalah ayahnya yang memakai kostum beruang untuk menghibur Shinbi. 

“Aku hanya ingin berada di dekat orang-orang yang aku sayangi. Apakah itu boleh?” tutur Shinbi



Seberapa hati-hati kau membuat dan melakukan konstruksi bangunan, kecelakaan akan tetap terjadi. Kadang-kadang kerja kerasmu  tidak akan ada artinya yaitu ketika bencana alam datang merusak konstruksi. Tapi kita tidak akan pernah menghasilkan apa-apa kalau kita terlanjur ketakutan dengan ancaman-ancaman itu. - Quotes dari Ayah Seung Hwan saat ia datang ke lahan konstruksi yang sedang dikerjakan ayahnya. Seung Hwan berkata ia akan membayarkan kembali seluruh biaya rumah sakit Shinbi dengan bekerja disana.


Shinbi diajak keluar secara diam-diam oleh kawannya bernama Hyun Wook yang sama-sama terkena Leukimia. Hyun Wook sudah mendapatkan donor sum-sum tulang belakang. Ia mengajak Shinbi melihat aquarium di lorong rumah sakit. Ketika melihat ikan di dalamnya Shinbi berkata, "Apakah dia juga terkena Leukimia? Dia memakai topi seperti kita." Esoknya ia dan ibunya menemukan Hyun Wook sudah tidak ada di kamar rumah sakit. Ternyata beberapa menit sebelum operasi transplantasi, Hyunwook sudah tiada.

Seorang ayah harus menyembunyikan rasa sedihnya dari keluarganya sesulit apapun keadaan yang menimpanya. - Quotes ayah Seung Hwan saat mendapati Seung Hwan menangis di lobi rumah sakit. Saat itu istri Seung Hwan dan anaknya sama-sama dirawat di rumah sakit. Seung Hwan yang selalu tegar tak bisa menahan rasa sedihnya.
Shinbi sekarat saat Seung Hwan mendonorkan sum-sum tulang belakangnya pada pasien lain

“Aku takut. Aku takut ketika aku bangun di esok hari aku tidak bisa melihat Shinbi lagi. Aku takut tidak bisa mengatakan ‘apa kau tidur nyenyak semalam’? Tapi kita tentu tau bagaimana sulitnya merawat anak yang sakit. Kita sangat tau bagaimana menderitanya dan sakitnya. Aku mungkin memang tidak bisa menyelamatkan anakku sendiri, tapi aku punya kesempatan untuk menyelamatkan anak lain,” tutur Seung Hwan ketika diminta mendonorkan sum-sum tulang belakangnya untuk seorang anak penderita leukemia. 



“Jangan pergi,” Se Jin berbisik pada anaknya yang sedang sekarat.


Pertama kali Shin Bi mengalami muntah-muntah yaitu salah satu implikasi penyakit Leukimia. Kedua orangtuanya ada disisinya. Namun beberapa menit kemudian, Se Jin keluar dari kamar karena tidak tahan melihat anaknya kesakitan.


Setelah Shinbi melalui hari-hari berat selama kemoterapi, ia diijinkan pulang ke rumah. Saat itu, ia meminta pada ayahnya untuk diajak ke taman bermain. Saat menaiki komedi putar, penglihatan Shinbi mulai kabur. Ia mengingat kembali anak ayamnya yang telah mati dan beruangnya yang telah mati. Ia berkata dalam pikirannya, “Tuhan, aku bukan anak baik. Aku sudah menceritakannya. Apakah Kau tidak mendengar? Bukankah sulit mematikan orang lalu Kau harus menciptakan banyak manusia lagi?”

Sebelumnya Shinbi di rumah sakit pernah berkata, “aku bukan anak baik. Aku selalu menangis ketika disuntik. Aku selalu membuat ayah dan ibu menangis karenanya.” Ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa Tuhan tidak akan memanggilnya dengan cepat. Karena dalam hatinya Tuhan hanya akan memanggil orang-orang baik di usia muda. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © Thipposite. Template created by Volverene from Templates Block
WP by Simply WP | Solitaire Online