Pages

Aku, Kamu, Kita, Untuk Indonesia




Saya ingin berbagi sedikit cerita tentang kepanitiaan yang baru saja saya ikuti di kampus. Kegiatan ini bernama Palapa. Kegiatan ini diselenggarakan untuk mengenang sumpah Gadjah Mada yang bernama Palapa untuk menyatukan Indonesia sekaligus sebagai masa orientasi bagi para mahasiswa baru. Palapa memecahkan rekor MURI untuk flashmob dance dengan membentuk peta Indonesia dengan peserta terbanyak. Kegiatan ini tercatat sebagai rekor No.5555 di Museum Rekor Dunia Indonesia tertanggal 30 Agustus kemarin. Panitia berusaha memahamkan urgensi sebuah kesatuan bagi bangsa yang saat ini menjadi isu krusial. Pemandu, itulah amanah yang saya dapatkan. Apa yang dilakukan seorang pemandu? Pemandu disini bukan hanya sekedar memandu, tetapi sebagai variety agent. Pemandu adalah seorang leader, seorang P3K, seorang sie konsumsi, seorang ice breaker, seorang moderator, seorang trainer, dan banyak peran lain. Kami harus membimbing 30 Gamada (Gadjah Mada Muda) selama kegiatan Palapa berlangsung. Fakta ini membuat saya kaget dulu, karena jumlah itu sangat tidak sedikit dan setiap kelompok hanya dipimpin satu pemandu. 


Saya langsung teringat pada Presiden beserta rekan sekerjanya-baca staff kepresidenan, MPR, Gurbenur dkk. Saya hanya memfasilitasi dua puluh delapan orang saja tapi kedua lengan saya rasanya berat. Kalau kami gagal, kami menghancurkan masa depan Indonesia, itu yang selalu saya ingat. Karena 30 gamada garis start-nya ada di tangan kami, dimana titik start adalah bagian yang paling menentukan bagi sebuah proses kehidupan. Menjadi presiden dan amanah besar lain, saya yakin itu berat dan bukan sembarang orang bisa diberi amanah itu. Dari dulu saya yakin bahwa mereka memang telah berusaha melakukan yang terbaik untuk kepentingan rakyat. Mengikuti kepanitiaan ini, saya juga merasakan perbedaan besar antara hanya ikut ngeksis dan konstribusi. Awalnya saya yakin sekali banyak teman-teman pemandu yang hanya sekedar ngeksis tapi lama-kelamaan kami terhanyut dalam euforia kampus yang penuh semangat. Begitu pula pemerintah, mungkin ada yang awalnya ngeksis tapi berbelok jadi konstribusi nyata untuk rakyat. Dan sebagian lainnya kebalikannya. Yang saya tahu, kita akan sangat bahagia sekali bisa melihat tawa dan senyum orang-orang yang kita pimpin selama ada kita disana. 

Saya sangat berharap semangat ini bisa saya tularkan ke teman-teman di luar sana. Bahwa tidak hanya saya dan teman-teman di Yogya yang sedang berjuang untuk Indonesia, tetapi di daerah lain saya percaya lebih banyak lagi konstribusi-konstribusi besar yang diberikan. Untuk itu, mari Indonesia bersatu. 

Aku, kamu, kita, Untuk Indonesia. (Slogan Pemandu Palapa UGM 2012) 

Kita bisa, jika kita mau memulai.


Anda siap untuk memulai?

***

Artikel sebelum ini, sudah agak sedikit tidak berlaku ya. Hahahaha, saya cukup bangga jadi mahasiswa UGM cmiiw 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © Thipposite. Template created by Volverene from Templates Block
WP by Simply WP | Solitaire Online