Pages

INDONESIA MUSTAHIL BISA MAJU

INDONESIA MUSTAHIL BISA MAJU 

Indonesia mustahil bisa maju. Kenapa? Sebelumnya baca yang satu ini dulu…

Kepanitiaan, apa yang muncul dalam benak kita jika mendengar kata yang satu ini? Perkumpulan, sebuah kesatuan , kerjasama, atau seorang pemimpin?

Begitu banyak ilmu yang dapat kita ambil apabila kita turut terjun dalam sebuah kepanitiaan .Seperti belajar menghargai pendapat oranglain, belajar memahami situasi dan kondisi dan masih banyak yang lain serta juga tak lupa mempelajari karakteristik orang lain, yang selama ini hanya kita pelajari di kelas dalam pelajaran Sosiologi.

Sebuah kepanitiaan tidak akan berjalan dengan semestinya tanpa seorang pemimpin yang cakap yang bisa mengarahkan ke dalam tujuan berorganisasi yang hakiki. Di dalam kepanitiaan terdapat program kerja yang harus dilaksanakan selama masa jabatan. Dalam penyelenggaraan acaranya ,dibutuhkan pemimpin yang cakap yang bisa mengarahkan dan memberi semangat kepada seluruh kesatuan yang ada di dalamnya.Ada beberapa faktor yang menyebabkan sebuah kepanitiaan tidak berjalan sesuai fungsinya sehingga mewabah pada program kerja yang sedang dikerjakannya.

1. Apabila dalam praktiknya, pemimpin tersebut tidak dapat memberikan apa yang seharusnya diberikan oleh seorang pemimpin yang baik – sebagai motivator dan sebagai penggerak roda kegiatan yang sedang dijalankan – maka yang terjadi adalah kekacauan dalam pelaksanaan kegiatan. Istilah Jawa dikatakan “BUBRAH KABEH”, karena tidak ditemukannya pribadi seorang pemimpin dalam diri “sang pemimpin”. Pada akhirnya , kegiatan tidak dapat berjalan dengan semestinya dikarenakan faktor tidak adanya seorang pemimpin yang cakap.

2. Sama halnya , suatu kepanitiaan juga tidak akan berjalan sesuai dengan fungsinya apabila departemen departemen yang berada di bawah kepanitiaan tidak berjalan dengan semestinya , dalam hal ini tidak ada koordinasi dan adanya miskomunikasi antara satu anggota dengan anggota yang lain. Hal ini memicu masalah yang lain di dalam kepanitiaan sebuah acara.

3. Faktor yang lain adalah ketika dalam sebuah kepanitiaan , si pemimpin tidak merasa dihargai oleh anggota-anggotanya, dan anggota-anggotanya juga merasa tidak dihargai kehadirannya maupun ide ide dan aspirasinya. Tidak ada rasa menghormati dan menghargai antara satu dengan yang lain dalam sebuah kepanitiaan.

Pembahasan diatas saya ungkapkan berkaitan dengan keadaan dan situasi Indonesia saat ini. Terlebih pada awal pemerintahan SBY Jilid 2 saja sudah bermunculan banyak sekali permasalahan. Dan sangat disayangkan, permasalahan permasalahan yang muncul justru berkaitan dengan dunia politik yang seakan akan ingin rezim SBY segera berakhir. Padahal hasil pemilu 2009 sudah jelas, SBY terpilih kembali sebagai presiden atas dasar suara mayoritas warga Negara Indonesia. Lalu apa yang salah? Bukankah negara kita menerapkan asas demokrasi lewat pemilu? Apa yang perlu di evaluasi kalau begitu? Pemerintahannya? Rakyatnya? Atau moral keduanya? Kenapa Indonesia tidak bisa maju? Kenapa permasalahan demi permasalahan muncul dan selalu menghujani Indonesia?

Sebuah kepanitiaan kecil saja tidak akan berjalan sesuai fungsinya apabila di dalam kepanitiaan tersebut tidak ada rasa saling menghormati dan menghargai antaranggota. Apalagi untuk sebuah negara, yang mayoritas terdiri dari berbagai macam suku dan budaya. Tentu dalam konteks permasalahan ini, tidak gampang menyatukan berbagai kelompok sosial yang memiliki keanekaragamannya sendiri. Tapi tengoklah negara negara maju di luar sana. Bagaimana bisa, mereka membangun sebuah kepanitiaan besar berupa sebuah Negara dan sukses dalam menjalankannya. Oh tentu, mereka tidak gampang membangun negaranya. Tidak bisa dipungkiri negara negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang,Singapura , mereka juga tidak luput dari permasalahan permasalahan sosial di dalam menjalankan kegiatan bernegaranya. Tapi apa yang membuat mereka sukses dalam memecahkan setiap permasalahan di negara mereka? KARENA MEREKA SALING MENGHARGAI DAN MENGHORMARTI. Karena dalam praktik penyelenggaraan negara mereka ada suatu hubungan timbal balik dan kesadaran yang begitu besar antara pihak pemerintah (sebagai pemimpin) dan masyarakat/ warganegara(sebagai pihak yang dipimpin ). Merek sadar bahwa yang sedang dikerjakan oleh Pemerintahan mereka adalah untuk membawa negara mereka ke arah yang lebih baik. Dan pihak pemerintah sangat menghargai apresiasi dari warga negaranya. Mereka tidak menyiayiakan kepercayaan dari masyarakat yang telah memilih mereka. Sehingga ada hubungan timbal balik yang kuat, pemerintah memberi tapi warganegara juga memberi. Pemerintah menerima tapi masyarakat juga menerima. Yang diberi dari masyarakat adalah kepercayaan , sedangkan yang diberi pemerintah adalah pengabdian. Nah, bagaimana dengan Indonesia sekarang ini? Apakah sudah ada hubungan timbal balik seperti yang dilakukan negara negara maju di luar sana? Sayang, pemerintahan negara kita begitu egois, masyarakatnya juga egois, dua-duanya semaunya sendiri. Sehingga tidak ada sinkronisasi diantara keduanya. Terlebih, Indonesia tidak pernah belajar dari sejarah masa lalunya… Sangat disayangkan 

Lalu apa yang harus dievaluasi? Mari kita renungkan bersama 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © Thipposite. Template created by Volverene from Templates Block
WP by Simply WP | Solitaire Online