Pages

RESTRUKTURISASI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANTAI PANGANDARAN

RESTRUKTURISASI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PANTAI PANGANDARAN

      Nelayan. Apa yang ada dalam benak kita semua apabila mendengar kata yang satu ini? Mungkin ikan, lautan yang luas tanpa batas, perahu atau… TPI/ Tempat Pelelangan Ikan? Nasib Nelayan di Indonesia semakin hari semakin memprihatinkan. Bagaimana tidak, mereka tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah. Lihat saja nasib nelayan nelayan di pantai pangandaran. Ketika tsunami yang terjadi pada 2006 lalu, para nelayan kehilangan perahunya sehingga mereka tidak dapat melaut lagi. Turunlah bantuan dari pemerintah waktu itu berupa perahu perahu sebagai ganti dari hilangnya perahu perahu yang hilang ditelan gelombang. Namun apa yang terjadi? Perahu perahu tersebut salah sasaran. Yang tadinya tidak punya perahu dan tidak melaut, jadi punya perahu. Padahal awalnya mereka tidak punya perahu, bahkan mereka tidak pernah melaut. Lah, bagaimana dengan nasib pelaut yang kehilangan perahu? Ya, mereka terpaksa menggantungkan jaring. Walau bagaimanapun, mereka sudah kehilangan perahu mereka, bagaimana mungkin mereka melaut tanpa perahu. Untuk membeli jaring saja mereka tidak mampu, apalagi membeli perahu yang harganya jauh lebih mahal?

Itu baru salah satu permasalahan para nelayan di pantai pangandaran. Mungkin tidak kita sadari , ketika kita makan di rumah makan atau restoran yang menyediakan menu Seafood , tak jarang kita mengeluh karena setelah menikmati hidangan Seafood restoran kantong kita habis terkuras tak lain karena harga Seafood yang terlampau mahal. Pernahkah kita berpikir, berapa Bandar ikan/tengkulak membeli hasil tangkapan ikan nelayan selama seharian ? Masalah inilah yang selalu menghantui para nelayan. “ Tapi ya mau bagaimana lagi, kami ini butuh uang untuk menghidupi keluarga kami seharian?” ujar para nelayan ketika ditanya perihal masalah ini. Karena masalah itu, maka munculah inisiatif dari para nelayan Pangandaran untuk membentuk “Tempat Pelelangan Ikan”. Ide kretif ini muncul begitu saja. Namun pada perkembangannya, TPI/ Tempat Pelelangan Ikan ini tidak berjalan seperti yang diharapkan. TPI yang awalnya menjanjikan penghidupan yang lebih baik bagi nelayan ternyata hanya angan angan belaka. TPI diharapkan bisa memakmurkan nelayan dengan membeli hasil tangkapan laut para nelayan lebih tinggi dari Tengkulak. Namun dalam perjalanannya, hal ini tidak selaras. Para nelayan mengeluhkan kinerja dari pengelola TPI yang lamban. Untuk menjadi anggota TPI , para nelayan harus menjual hasil tangkapan ikan sampai mencapai angka yang ditentukan. Padahal dalam kenyataannya, hasil tangkapan nelayan tidak menentu. Sehingga untuk memenuhi syarat itu sangat sulit. Untuk hal peminjaman uang, TPI sebenarnya menyedikan untuk para nelayan. Namun sayangnya, lagi lagi masalah ada pada persyaratan yang menyusahkan para nelayan, yaitu harus bebas dari utang. Jika persyaratan itu dipenuhi barulah pihak TPI mau meminjamkan uang. Dan di TPI tidak menyediakan fasilitas apapun untuk nelayan yang tidak menjadi anggota. “ Keadaan TPI banyak yang bertolak belakang sama yang diminta nelayan” tutur salah seorang narasumber. Jangan salahkan tengkulak, jika ternyata 75% nelayan di pangandaran lebih suka menjual hasil tangkapannya kepada tengkulak daripada ke TPI, meskipun dihargai jauh lebih murah daripada TPI. Apalagi dengan fasilitas fasilitas yang menggiurkan dari para Tengkulak. Salah satunya adalah pinjaman tanpa syarat. Belum lagi bantuan modal yang cuma cuma seperti jaring, bensin, motor, kapal. Apapun yang nelayan minta pasti diberikan asal dengan satu syarat yaitu menjual hasil tangkapannya pada tengkulak. Alasan lain para nelayan kembali menjual hasil tangkapannya pada tengkulak adalah tidak lain karena tengkulak tidak pernah mengikat dengan syarat syarat yang menyulitkan.

Inilah realita kehidupan nelayan di Indonesia, khususnya di pantai Pangandaran. Entah, pemerintah masih akan diam dan membisu. Tidak mau mendengarkan aspirasi dari rakyat kecil. Ini hanya sebuah masalah kecil dibandingkan dengan masalah dana talangan Century yang memakan 6,7 Triliun. Masalah ini bisa diselesaikan dengan uang yang tidak seberapa dibandingkan dana talangan Century. Hanya untuk merenovasi kinerja dan fasilitas pelayanan yang diberikan TPI , Pemerintah tidak akan pernah menyangka bahwa 5 sampai 10 tahun ke depan, hal ini bisa menjadi investasi yang paling menggiurkan. Saya yakin .

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © Thipposite. Template created by Volverene from Templates Block
WP by Simply WP | Solitaire Online