Pages

Tampilkan postingan dengan label Teladan Kampus Cemara. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teladan Kampus Cemara. Tampilkan semua postingan

Sedikit Cerita tentang Setahun yang Lalu

Ini semua bermula dari obrolan jarak jauh (chatting) antara saya dan adek kelas. Awalnya mau membicarakan masalah kaderisasi, eh nyambungnya ke PTB. Tahun lalu (sepertinya) adalah PTB yang paling menyenangkan yang pernah aku lalui. Eh, tahun sebelumnya juga menyenangkan ding. Kalau pas aku kelas satu, PTB diadakan di Kalidadap. Tahun itu aku jadi sie konsumsi, komentar jadi sie konsumsi : dapet banyak pengalaman jadi ibu rumah tangga! Soalnya nggak cuma ngurus satu dua perut! tapi puluhan! bahkan hampiran seratus-an! *lebay*
Sempet sakit juga waktu itu, gara-gara insomniaku kambuh di saat-saat sibuk seperti itu. Dan tahun lalu, PTB diadakan di Desa Dengok. SMA 1 kedapetan bhakti di Dengok IV. Nah, disini aku diamanahi jadi sie acara. Banyak banget pengalaman yang didapet dari PTB tahun lalu. Dari mulai pra, hari H sampai pasca. Semuanya begitu berarti. Karena tahun lalu di dengok (jauh) dan jalanannya mengerikan sekali, sekolah tidak mengijinkan anak-anak ke sana naik motor. Pilihannya dua. Via Pak Subi apa pake mobil yang diusahain sendiri. Namanya anak SMA ya jelas kita milih via Pak Subi-lah. Alhasil? Sekre PTB sibuk banget ngurus perijinan minjem mobil sekolah beserta Pak Subi-nya wkwk. Parahnya kalau ada jadwal yang ternyata bentrok. Dulu pernah, Rohis bentrok sama THA. Tapi akhirnya Rohis yang make Pak Subi. Ribet --". 

Tahun ini nggak tau PTB-nya seperti apa. Denger-denger konsepnya sudah beda. Jadi inget pas Hari-H PTB. PTB tahun lalu itu barengan sama Piala Dunia wkwk. Alhasil tiap malem ramenya minta ampun gara-gara pada nonton bola. Evaluasi sie acara aja sampe nggak pernah konsen gara-gara keganggu penonton piala dunia. Dulu paling susah ngumpulin anak-anak remaja buat kajian di desa dengok. Adzan aja jarang banget di sana, yang ada adzan Maghrib itupun yang adzan adek-adek SD. Masjidnya juga kecil sekali. Bhakti di sana bener-bener menguji nyali kami. Paling keinget pas ngumpulin adek-adek buat kajian anak di masjid. Kita ngedatengin ke rumah adek-adeknya satu-satu. Kita ajakin bareng-bareng. Kita ikutin mereka juga (ekstrim amat ya? wkwk). Tapi untungnya mereka tau kalau kita kan punya niat baik 0:-) 

Apalagi pas malem puncak PTB pentas seni, kita ngedatengin adek-adek di rumah mereka pas menjelang maghrib ngajakin maghrib-an di masjid dan latihan pentas seni. Awalnya planning kami untuk pentas seni Rohis : ngumpulin adek-adek yang banyak terus nyanyi ala lagu-lagu islami di depan mas-mas mbak-mbak SMA 1. Dan H-1 itu terlaksana : kita berhasil ngumpulin adek-adek banyak dan latihan nyanyi. Tapi ternyata pas hari H (maghrib di masjid) yang dateng sedikit sekali. Itupun yang dateng karena kita jemput ke rumahnya. Ternyata, mereka yang tadinya latihan malemnya pada pindah pentas ke sinom lain. Sedih sih awalnya :( Tapi, Show must go on. Dengan adek-adek yang seadanya, Rohis akhirnya tampil.  Akhirnya kami menampilkan apa yang selama ini kami ajarin ke adek-adek di dengok. Pentas Seni Rohis yaitu adek-adeknya nyanyi ala TPA biasa. Biasa? Nggak-lah. Ada tariannya juga, pokoknya lucu unik dan ceria. Bagus banget, diluar dugaan. Sewaktu melihat mereka tampil malem itu, aku merasa bhakti Rohis nggak sia-sia selama ini. Mereka semangat banget dan ceria banget. Terharu melihatnya :')


Ada lagi ni cerita, kalau yang ini tentang aku dan dek Iga. Kejadian ini terjadi pas lagi nyariin tempat buat outbond anak-anak. Kami menyebutnya "insiden sepatu dan sandal" wkwk. Kita muter-muter nyari tempat yang pas buat outbond. Susah banget nyarinya ya Allah. Akhirnya sampe di sebuah perkebunan, kami pun minta ijin si pemilik tanah untuk mengadakan outbond kecil-kecilan di sana. Kejadiaan heboh itu terjadi pas kita terjun untuk mengecek lokasi outbond di kebun itu. Pas menginjakkan kaki, rasanya ada yang aneh. Apa ini? Ternyata tanahnya lembek banget (kebun nop kebun namanya juga kebooon --") Karena nasi sudah jadi bubur, akhirnya kami tetep lanjut survey lokasi dengan keadaan sepatu dan sandal udah nggak ada bau-bau kalau itu sepatu --". Pas keluar dari kebon, barulah sadar betapa mengerikan bentuk sepatu dan sandal kami. Bukannya marah-marah kita malah ngetawain diri sendiri sampe diliatin warga kampung yang berkeliaran. Akhirnya, kami ngambil dedaunan buat ngebersihin sepatu, lucunya kita takut banget dibilang aneh gara-gara kayak orang gila ngebersihin sepatu di pinggir jalan. Tiap ada motor lewat, kita berusaha ngobrol biasa, dedaunan kotor tadi disingkirin jauh-jauh. Ntar kalau nggak ada orang, ngambil daun lagi ngebersihin sepatu lagi. Wkwk. Gara-gara insiden itu juga, kami jadi nemuin sebuah sumur. Sempet takut awalnya, ntar kenapa-napa lagi kalau pake air sumur yang nggak dikenal (kakean nonton film horror --"). Karena kepepet, akhirnya dengan modal "Bismillahirrahmanirrahim" kami nekat ngambil air sumur itu. Karena sumurnya di dalem hutan gitu, jadi nggak terlalu banyak orang yang bakal ngeliatin kalau aku sama dek iga ngebersihin sepatu. wkwk. Akhirnya sepatu kami bersih. Berkat bantuan sumur yang tiba-tiba aja kita temuin. #Eyaaa

Itulah pengalaman PTB-ku, nggak semua bisa di-share. Karena terlalu banyak kisah yang memorable. Pokoke PTB Oyeeeee. Salam Perkemahan Teladan Bhakti ^^

Nostalgia

Pagi ini, aku berkunjung ke perpus Teladan tercinta. Pas lagi nyetor buku sumbangan tiba-tiba bergulir alarm istirahat SMA 1, yaitu Mars Teladan. Jadi deh pengen ngepos liriknya. Tiap aku ndenger Mars Teladan rasanya merinding, semacam nggak percaya pernah berada di tengah keluarga hebat itu. Sumpah, sampai sekarang aku masih belum percaya *cubit pipi* ini bukan mimpi kan? Hah!

Check it out!

Lirik Mars Teladan SMAN 1 Teladan Yogyakarta

Kita pelajar SMAN 1 di Yogyakarta
Selalu bersatu padu
Giat menuntut ilmu
Siswa Teladan Indonesia
Kita selalu berbakti
Pada ibu pertiwi
Berjiwa pancasila
Menunaikan tugas mulia
tuk Nusa Bangsa Indonesia

SMA N 1, hiduplah sekolahku
Selalu kujunjung namamu
SMA 1 sekolahku


:) terimakasih teladan, kampus cemaraku

Persembahan Terakhir sebagai Siswa Teladan


Sore ini, aku iseng membuka map kelulusan SMAku. Mataku tak sengaja menengok pada sebuah majalah mini di dalamnya. Inilah dia, persembahan terakhirku dan teman-teman untuk Teladan. Jadi teringat awal mula ide ini muncul. Waktu itu aku, septin dan beberapa teman lain sedang diskusi tentang plus minus keadaan sekolah sekarang. Tiba-tiba ide itu keluar dari mulut Septin, magnae liqo kami, Ia bercerita dulu angkatan Mas Shofwan pernah menerbitkan majalah mini, spontan aku langsung membayangkan gimana kalau ide inikita pakai dan terealisasi. Dan kemarin, 28 Mei 2011 ide itu dapat direalisasikan. Setelah perburuan ide dan dana, kami berhasil menerbitkannya. Majalah ini bertema "Life is never Flat", bahwa hidup tidak melulu tentang aku dan kamu, tetapi tentang Aku dan Allah. Hah! Rasanya senang sekali, sampai-sampai rasanya mau menagis ketika membaca ulang majalah ini. Sebulan terakhir kami khususkan waktu yang kami punya untuk menyusun majalah mini ini. Aku diberi amanah untuk membuat dua artikel dalam majalah ini. Semuanya tentang mimpi. Tema berputar dalam masalah kegagalan, keputusasaan dan takdir. Overall, majalah ini praktis dan menyeluruh. Ada tentang cinta, mimpi, hidup dan mati. 

Memori berkelebatan, riuh saling adu untuk ditulis pertama. Teringat ketika harus bolak-balik ngeprint di rental, nyetor tulisan, dibalikin lagi, setor lagi. Lelah? Ah, ndak juga. Allah akan selalu membantu hamba-hambaNya yang senantiasa membantu dalam Agama-Nya. Dengan bekal itu, semua beres. Dan Alhamdulillah, ini semua dapat terselesaikan dengan baik. Terimakasih kepada saudara-saudara seperjuangan yang sama-sama telah menginfakkan waktu dan keringatnya untuk menerbitkan majalah ini. Semua ini insyaAllah karena Allah semata. Keep Progress!



Purna Siswa

Biasa saja. Jujur, tidak terlalu istimewa. Seperti wisuda-wisuda sebelumnya, ini hanya masalah waktu. Mungkin aku terlanjur cuek atau apalah namanya, nyatanya ini adalah sebuah formalitas saja. Ada satu-dua yang berkesan. Salah satunya ketika di atas stage berhadapan dengan wali kelas saya-Bu Karsini- aku terharu. Beliau rela jadi guru honorer, karena sudah pensiun Februari lalu, untuk mengajar kami sampai kami lulus. Setelah itu, semua biasa saja. Tidak ada momen yang spesial, datar. Apa aku yang terlalu aneh ya? Entahlah, life must go on.

Setelah ini, semuanya akan berbeda. Aku bukan lagi siswa, tetapi mahasiswa. Akan kupegang kata-kataku dulu. "Tidak semua mahasiswa adalah terpelajar". Dan aku, harga mati, harus terpelajar. Dunia dan Akhirat, semoga. Allahumma Aamiin.

kalau aku pakai kebaya derajat ketakwaanku naik po di mata Allah?

Ah, masalah kecil saja bisa jadi besar. Dasar anak muda ya. Di sekolahku beberapa bulan terakhir sedang ada perdebatan seru. "Wisudanya mau pakai apa?" . Sakjane simple ya, kalau sepakat seragam yoh ayok seragam, mau kebaya? monggo atuh. Atau toga? oke oke saja. Kalau saya prefer seragam sebenernya. Alasannya simple sih, nggak mau repot. Lagian itu juga kesempatan terakhir bisa pakai seragam SMA. Kalau kebaya? Oke juga, nggak masalah sebenernya. Berhubung aku orangnya nggak mau repot, yo manut aja sama temanya apa. Kebaya sih oke, toh aku juga nggak akan pakai make-up,high heels, kebaya alay. Sing penting syar'i kan? Nah, justru itu yang jadi sorotan. Kalau secara personal, orang-orang kayak aku nggak akan jadi masalah mau pakai apa aja. Masalahnya mayoritas anak katanya mau dandan dan ada juga yang mau lepas jilbab pas wisuda. -..- . Untuk itu, kenapa banyak yag protes pakai kebaya. Seandainya, tidak ada miskom dan setiap orang menyampaikan aspirasinya masing-masing kayaknya nggak bakal seribet ini deh..

Ini kan salah satu masalah ummat ya. Ndak boleh kalau kita egois. Salah-salah malah menjerumuskan orang netral kan? Masalah seperti ini butuh pengertian, ndak bisa kita membiarkan saudara seagama kita terpelosok. Kita kan harus mengingatkan, dan mereka juga harus sadar kalau mereka berhak untuk diingatkan. Ya Allah, kuatkan kami yang lemah ini. Kalau saja ada saling pengertian diantara dua kubu ini. Kebaya its ok, tapi pengennya jangan pada alay, kalau mau make-up minimalis sajalah. Kebayanya yang sopan, syar'i. Toh, sebenernya lebih enak pakai seragam SMA ya, ndak repot. Ndak usah keluar uang buat nyewa, prihatin juga sama saudara-saudara kita yang habis kena bencana. Memangnya kalau pakai kebaya derajat ketakwaanku naik po? Ah, salah-salah malah menimbun dosa. Dunia kan cuma persinggahan sementara, hati-hatilah sama kelakuan kita. Astaghfirullah

Olimpiade Ekonomi Nasional pertamaku :D

16 Oktober 2010

pukul 06.30 noviati wani wibawati sudah sampai di sebuah kampus bernama FISE UNY. dia bertemu salahsatu tim yang akan jadi rivalnya dan novi duduk manis sendiri di Aula UNY.

pukul 07.00 novi panik. karena keramaian mulai menyerbu ruangan dan novi masih sendiri. sedangkan timnya masih juga belum hadir.

pukul 07.30 novi kaget. ia melihat anak2 de brito yang sudah 4 kali jadi rivalnya di lomba ekonomi-akuntansi. pertama kali ketemu di olimpiade ekonomi-akuntansi sanata dharma, terus olimp akuntansi YKPN , olimp akuntansi UGM dan terakhir di UNY.

08.00 novi betul2 panik. pembukaan lomba sudah dilakukan dan timnya tak kunjung datang. tapi novi berusaha calm down. huft.

08.30 orang yang menyuruh novi untuk hadir sebelum 07.15 menelepon. kiki telpon dan dia tanya novi sedang dimana. dalam hati novi berteriak pengen nggantung kiki di tiang bendera.

09.00 novi menemui kiki di lobi FISE, menunggu sejenak partner satu lagi yang masih kecer di jalan. sebut saja ikhsan brilianto.

09.15 moving dari gedung FISE menuju tempat tes pertama tanpa seorang ibe. dalam hati panik setengah mati.

09.30 ibe dateng ngos-ngosan dengan muka innocent, dia bilang bensinnya habis di jalan, tapi alasan itu tidak mematahkan argumenku kalau mau nggantung dia di tiang bendera.

09.30an tes dimulai- ribut sekali timku, sama sekali nggak bisa tenang.

10.45an tes selesai- kami ragu kami lolos.

11.00 ada mas dan mbak geje jadi MC.

12.30an pengumuman kami rangking 5 dari 10 besar yang lolos. kami mengalahkan banyak tim jagoan.

13.00 tes kedua dimulai. masih sama. keadaan masih saja ribut. aku menjatuhkan rautan jauh di belakang saat tes.

14.00 pengumuman- tim kami lolos  lagi jadi 5 besar. kami rangking 3.

14.10an sampai di ruang tes baru. aku bingung, rautanku ketinggalan. aku mbalik ke ruangan tadi, dan kudapati rautan di pojokan. terpaksa aku harus nggeser semua kursi biar bisa ngambil rautanku sayang yang mahal.

14.15 tes dimulai- kami benar2 ragu akan lolos

15.15 kami gagal, kami rangking 5. kami dapat harapan dua.

16.00 aku dan ibe geregetan seandainya kami yang presentasi di depan pasti argumen kami hebat.

16.30 capek ngeliat final

17.00 kami kaget, kami liat ada bu ndaru pembimbing OSN kota. kami berfoto bersama.

17.30 nunggu pencairan hadiah, laaaaaammmmmaaaa banget

18.00 pamitan sama ibe, kiki dah pulang duluan.

18.30 belum dijemput-ngobrol banyak sama satpam

19.30 dijemput. nunggunya lama banget.

20.00 sampai rumah. zzzzzz tepar.

AKHIRNYA MEMBERIKAN "SESUATU" UNTUK TELADAN-KU




Sabtu-06/03/010


Aku berangkat ke sekolah seperti biasa, tapi dengan perasaan yang berbeda. Karena hari itu hari sabtu dan “harusnya” aku ulangan limit Pak Ris tapi nggak ulangan gara-gara lomba (senangnyaaa :D)


Aku,manda dan Ikka (timku) janjian kumpul di lobi pukul setengah 7 (alias nge-nol), tapi dasarnya cah ngaret-an. Jam 7 teng kita baru kumpul jadi satu di lobi. Aku agak kaget karena presentasi artikel yang harusnya dilombain belum jadi bahkan 50% aja belum ada(hadehh). Jujur, aku sendiri malamnya hanya belajar sedikit tentang sejarah ekonomi syariah, dah itu tok. Oiya, kami sebenarnya ikut lomba CIE (Competition Islamic Economic) di UIN Sunan Kalijaga. Aku nggak belajar ekonomi konvensional blass. (hanya mengandalkan ingatan masa lalu, harapannya waktu itu bisa inget). Lomba dimulai pukul 07.30 WIB , tapi jam setengah delapan kurang lima menit kami masih di sekolah (bzzzzttt), akhirnya kami mengakhiri ngedit presentasi dan langsung cabut ke UIN. Sewaktu perjalanan ke sana ada-ada aja masalah, rombongan kami terpisah jadi dua (untung dho tekan slamet :D). Selidik punya selidik , ternyata acaranya belum mulai (bzzzt) , sekitar jam 08.00 acara dimulai. Tes pertama adalah tes tertulis 60 soal. Lucunya sewaktu pengerjaan kami udah pesimis duluan, tim lain serius sekali mengerjakan tapi tim kami malah rebutan emping sama lemper (hadeh), alhasil dalam waktu sekejap konsumsi kami habis padahal masih banyak soal yang masih harus dikerjain. Dengan pede-nya kami selesai mengerjakan pertama. Nah… degdeg-annya malah pas udah diluar (iki lolos ra yo?) Beberapa menit kemudian kami dipanggil lagi masuk ke dalam ruangan. Saatnya pengumuman peserta yang lolos (dag dig dug). Kami (aku,manda,ikka) udah berpegangangantangan. Dan Mas presenter (hedeh, nggak tau namanya) ngumumin, eng ing eng “ tim dengan score tertinggi adalah SMA….” (masnya berhenti), seketika aku,manda,ikka terlonjak kaget (karena satu-satunya SMA yang ikut cuma SMA 1 , sisanya MA dan SMK, hehehe). Kamipun menahan teriak dan kami saling bersalaman (waktu itu nggak inget kalo SMA 1 ngirim 2 tim –udah pede duluan juara 1-huahahaha). Dan masnya pun melanjutkan kalimatnya. Dan memang benar tim kami menduduki skor tertinggi, disusul tim SMA 1 A (Kami tim SMA 1 B). Disusul MA Ali Maksum Ikhwan, dst. Otomatis diambil 5 tim dengan skor tertinggi ke semifinal. Babak selanjutnya LCC Ekonomi.(dag dig dug). Kalo aku pribadi, paling konyol di LCC. Waktu itu aku minta ke Ikka untuk mencet tiap ada pertanyaan (nggak peduli bisa atau nggak, hedeh), beruntungnya soal yang kebanyakan keluar (dari 25 soal) adalah soal ekonomi konvensional yang biasa diujikan di Olimpiade Ekonomi, alhasil nggak terlalu susah (menurutku,hehe). Singkat cerita saja, LCC kami menang Juara 1 (banyak cerita menggelikan soalnya,hehehe). Bersama SMA 1 Tim A dan Ali Maksum Ikhwan, kami masuk babak final. Babak terakhir adalah presentasi artikel yang sudah dibuat. Hohoho. Beruntung presentasi udah diselesaikan di TKP H-beberapa menit sebelum maju final,hehe. Overall, presentasi berjalan sukses. Juri penilai dari dosen UIN 2 orang, yang satu anteng yang satunya kritis (atos tapi sangat menginspirasi :D). Di tes LCC dan presentasi sempat terjadi (banyak,sebenernya) kegaduhan yang kubuat (doh), tapi aku seneng karena kegaduhannya bikin audience tertawa(Alhamdulillah :D Afwan buat panitia, hehehe)Singkat cerita lagi, kami meraih juara 1 (juara umum). Dan membawa pulang piala paling besar. Dan itu semua untuk TELADAN-ku. :D


Merajut dakwah dalam ukhuwah, sulitkah?

      Beberapa waktu yang lalu, saya beserta teman teman dari ROHIS AL-USWAH SMAN 1 TELADAN YOGYAKARTA silaturahmi ke ROHIS DARUSSALAM SMA N 5 YOGYAKARTA. Kami memang memiliki salah satu program rutin yaitu silaturahmi ke sekolah sekolah di Yogyakarta, tentu bukan hanya untuk menjalin ukhuwah tetapi diikuti dengan misi-misi rahasia lain,hihihi :B. Salah satunya : mencari ilmu. SMAN 5 Yogyakarta terkenal dengan titelnya sebagai sekolah percontohan islam. Kami (pihak SMAN 1 yogya) jadi penasaran dengan islam disana. Kami ingin mengambil ilmu yang diterapkan mereka untuk dakwah di sekolah mereka ke sekolah kami. Dan cita-cita berkunjung ke sanapun akhirnya tercapai, setelah berhadapan dengan birokrasi yang agak menyulitkan dari sekolah. Setelah sampai disana, kami disambut dan digiring menuju masjid SMAN 5 Yogyakarta. Masjid SMAN 5 Yogyakarta terletak di bagian belakang sekolah, sama halnya dengan masjid Al-Uswah masjid itu mempunyai 2 lantai. Acara dimulai dengan sambutan dan diikuti sesi-sesi yang telah diagendakan ROHIS DARUSSALAM. 

      Dalam sebuah sesi setelah shalat ashar, kami dibagi dalam beberapa kelompok sesuai departemen. Waktu itu, saya kebagian di masjid atas (masjid akhwat) bergabung bersama departemen masjid, departemen syiar dan dakwah dan departemen rohis kelas serta saya sendiri selaku koor departemen keakhwatan.

      Dalam diskusi tersebut, banyak permasalahan dalam berdakwah yang terungkap. Saya bisa simpulkan dari sesi diskusi tersebut bahwasanya permasalahan permasalahan yang ditemui dalam dakwah selalu sama. Hal ini saya ungkapkan berdasar pengalaman selama setengah tahun ini saya berkecimpung dengan departemen yang saya tangani. Dari departemen keakhwatan baik dari SMA 1 maupun SMA 5 memiliki akar permasalah yang sama.

1. Sulitnya mengajak orang untuk datang ke kajian
2. Tidak ada apresiasi dan penghargaan dari teman teman terhadap kinerja ROHIS sendiri.
3. Publikasi kajian yang ngadat di tengah jalan

Mari kita bahas bersama permasalahan di atas :

1. Sulitnya mengajak orang datang ke kajian.
Mengajak orang datang ke kajian adalah kunci dari berdakwah. Dakwah tidak akan berjalan tanpa ada orang yang didakwahi. Pada era kini , rasanya sulit sekali untuk mengajak orang datang ke kajian. Padahal publikasipun sudah dijalankan semaksimal mungkin, bahkan dari pihak yang mempublikasikan sudah kreatif dan mengikuti tren yaitu publikasi lewat facebook, blog, dan jejaring sosial lainnya. Tapi realita yang didapat jumlah orang-orang yang datang ke kajian hanya segitu-gitu aja, bahkan jumlahnya semakin merosot (Astagfirullah )

2. Tidak ada apresiasi dan penghargaan dari teman teman terhadap kinerja ROHIS sendiri.
Departemen keakhwatan baik dari SMA 1 maupun SMA 5 sama sama menerbitkan bulletin. Actually, bulletin SMA 1 agak lebih mending karena sebagian anak masih mau membacanya dan sedikit memberikan apresiasi walau sebagian lainnya lebih memilih meninggalkannya di meja tanpa tersentuh. Beda dengan SMA1, di SMA 5 bulletin keakhwatan berakhir menjadi bungkus kacang (Astaghfirullah ). Inti dari masalahnya sama, kurangnya apresiasi dan penghargaan dari teman teman atas kinerja ROHIS sendiri. Bayangkan saja membuat bulletin tidaklah mudah, harus memilah milah tema yang akan diangkat, membuat desain, nyetak, nyebar. Apakah ini tidak pantas untuk dihargai walau hanya sedikit saja? 

3. Publikasi kajian yang ngadat di tengah jalan.
“eh, emang ada kajian ya ? Masa sih? Kok aku nggak tau.”

Inilah salah satu realita yang sering ditemui. Saya sadar publikasi itu sangat penting. Namun, terkadang daya jangkau dari departemen penyelenggara sendiri tidak sampai karena sibuk mengurus kegiatan yang lain . Sehingga publikasi sering ngadat di tengah jalan. Untuk itu, sering dari departemen penyelenggara kegiatan selalu meminta tolong untuk mempublikasikan adanya kajian namun alhasil publikasi itu tak tersebar dengan semestinya. Sehingga banyak pihak yang sebenarnya ingin datang, namun tidak tahu rincian acaranya seperti apa dan kapan. Sekali lagi, kesadaran itu penting.

Permasalah permasalahan seperti di atas sebenarnya dapat diatasi. Dibutuhkan kesadaran baik dari pihak yang mendakwahi dan pihak yang didakwahi. Dua-duanya sama-sama saling membutuhkan. Tekankanlah prinsip saya butuh dan anda juga butuh sehingga dari kedua pihak akan muncul kesadaran di benak masing-masing pihak. Untuk itu, mari kita saling membantu dan tekankan prinsip Fastabiqul Khairat “Mari kita berlomba lomba dalam meraih kebaikan ”. 


BULETIN KEAKHWATAN #1

MANGKUK CANTIK, MADU MANIS DAN SEHELAI RAMBUT

Rasulullah SAW, dengan sahabat-sahabatnya Abakar r.a., Umar r.a., Utsman r.a., dan 'Ali r.a., bertamu ke rumah Ali r.a. Di rumah Ali r.a. istrinya Sayidatina Fathimah r.ha, putri Rasulullah SAW, menghidangkan untuk mereka madu yang diletakkan di dalam sebuah mangkuk yang cantik, dan ketika semangkuk madu itu dihidangkan sehelai rambut terikut di dalam mangkuk itu. Baginda Rasulullah SAW kemudian meminta kesemua sahabatnya untuk membuat suatu perbandingan terhadap ketiga benda tersebut (Mangkuk yang cantik, madu, dan sehelai rambut).
Abubakar r.a. berkata, "iman itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang beriman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut".
Umar r.a. berkata, "kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, seorang raja itu lebih manis dari madu, dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut".
Utsman r.a. berkata, "ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu, dan ber'amal dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut".
'Ali r.a. berkata, "tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, menjamu tamu itu lebih manis dari madu, dan membuat tamu senang sampai kembali pulang ke rumahnya adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".
Fatimah r.ha.berkata, "seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, wanita yang ber-purdah itu lebih manis dari madu, dan mendapatkan seorang wanita yang tak pernah dilihat orang lain kecuali muhrimnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut".
Rasulullah SAW berkata, "seorang yang mendapat taufiq untuk ber'amal adalah lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, ber'amal dengan 'amal yang baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat 'amal dengan ikhlas adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".
Malaikat Jibril AS berkata, "menegakkan pilar-pilar agama itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, menyerahkan diri; harta; dan waktu untuk usaha agama lebih manis dari madu, dan mempertahankan usaha agama sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut".
Allah SWT berfirman, " Sorga-Ku itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik itu, nikmat sorga-Ku itu lebih manis dari madu, dan jalan menuju sorga-Ku adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut"

WANITA SHALIHAH

Shalihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah. Mulialah wanita shalihah. Di dunia, ia akan menjadi cahaya bagi keluarganya dan berperan melahirkan generasi dambaan. Jika ia wafat, Allah akan menjadikannya bidadari di surga. Kemuliaan wanita shalihah digambarkan Rasulullah Saw. dalam sabdanya, "Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah". (HR. Muslim).
Dalam Al-Quran surat An-Nur: 30-31, Allah Swt. memberikan gambaran wanita shalihah sebagai wanita yang senantiasa mampu menjaga pandangannya. Ia selalu taat kepada Allah dan Rasul Nya. Make up- nya adalah basuhan air wudhu. Lipstiknya adalah dzikir kepada Allah. Celak matanya adalah memperbanyak bacaan Al-Quran.
Wanita shalihah sangat memperhatikan kualitas kata-katanya. Tidak ada dalam sejarahnya seorang wanita shalihah centil, suka jingkrak-jingkrak, dan menjerit-jerit saat mendapatkan kesenangan. Ia akan sangat menjaga setiap tutur katanya agar bernilai bagaikan untaian intan yang penuh makna dan bermutu tinggi. Dia sadar betul bahwa kemuliaannya bersumber dari kemampuannya menjaga diri (iffah).
Wanita shalihah itu murah senyum. Baginya, senyum adalah shadaqah. Namun, senyumnya tetap proporsional. Tidak setiap laki-laki yang dijumpainya diberikan senyuman manis. Senyumnya adalah senyum ibadah yang ikhlas dan tidak menimbulkan fitnah bagi orang lain.
Wanita shalihah juga pintar dalam bergaul. Dengan pergaulan itu, ilmunya akan terus bertambah. Ia akan selalu mengambil hikmah dari orang-orang yang ia temui. Kedekatannya kepada Allah semakin baik dan akan berbuah kebaikan bagi dirinya maupun orang lain.
Ia juga selalu menjaga akhlaknya. Salah satu ciri bahwa imannya kuat adalah kemampuannya memelihara rasa malu. Dengan adanya rasa malu, segala tutur kata dan tindak tanduknya selalu terkontrol. Ia tidak akan berbuat sesuatu yang menyimpang dari bimbingan Al-Quran dan Sunnah. Ia sadar bahwa semakin kurang iman seseorang, makin kurang rasa malunya. Semakin kurang rasa malunya, makin buruk kualitas akhlaknya.
Pada prinsipnya, wanita shalihah adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Rambu-rambu kemuliaannya bukan dari aneka aksesoris yang ia gunakan. Justru ia selalu menjaga kecantikan dirinya agar tidak menjadi fitnah bagi orang lain. Kecantikan satu saat bisa jadi anugerah yang bernilai. Tapi jika tidak hati-hati, kecantikan bisa jadi sumber masalah yang akan menyulitkan pemiliknya sendiri.
Saat mendapat keterbatasan fisik pada dirinya, wanita shalihah tidak akan pernah merasa kecewa dan sakit hati. Ia yakin bahwa kekecewaan adalah bagian dari sikap kufur nikmat. Dia tidak akan merasa minder dengan keterbatasannya. Pribadinya begitu indah sehingga make up apa pun yang dipakainya akan memancarkan cahaya kemuliaan. Bahkan, kalaupun ia "polos" tanpa make up sedikit pun, kecantikan jiwanya akan tetap terpancar dan menyejukkan hati orang-orang di sekitarnya.
Jika ingin menjadi wanita shalihah, maka belajarlah dari lingkungan sekitar dan orang-orang yang kita temui. Ambil ilmunya dari mereka. Bahkan kita bisa mencontoh istri-istri Rasulullah Saw. seperti Aisyah. Ia terkenal dengan kekuatan pikirannya. Seorang istri seperti beliau bisa dijadikan gudang ilmu bagi suami dan anak-anak.
Contoh pula Siti Khadijah, figur istri shalihah penentram batin, pendukung setia, dan penguat semangat suami dalam berjuang di jalan Allah Swt. Beliau berkorban harta, kedudukan, dan dirinya demi membela perjuangan Rasulullah. Begitu kuatnya kesan keshalihahan Khadijah, hingga nama beliau banyak disebut-sebut oleh Rasulullah walau Khadijah sendiri sudah meninggal. Bisa jadi wanita shalihah muncul dari sebab keturunan. Seorang pelajar yang baik akhlak dan tutur katanya, bisa jadi gambaran seorang ibu yang mendidiknya menjadi manusia berakhlak. Sulit membayangkan, seorang wanita shalihah ujug-ujug muncul tanpa didahului sebuah proses. Di sini, faktor keturunan memainkan peran. Begitu pun dengan pola pendidikan, lingkungan, keteladanan, dan lain-lain. Apa yang tampak, bisa menjadi gambaran bagi sesuatu yang tersembunyi.
Banyak wanita bisa sukses. Namun tidak semua bisa shalihah. Shalihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah. Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang sudah menikah, tapi juga bagi remaja putri. Tidak akan rugi jika seorang remaja putri menjaga sikapnya saat mereka berinteraksi dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Bertemanlah dengan orang-orang yang akan menambah kualitas ilmu, amal, dan ibadah kita. Ada sebuah ungkapan mengatakan, "Jika kita ingin mengenal pribadi seseorang maka lihatlah teman-teman di sekelilingnya."
Peran wanita shalihah sangat besar dalam keluarga. Kita pernah mendengar bahwa di belakang seorang pemimpin yang sukses ada seorang wanita yang sangat hebat. Jika wanita shalihah ada di belakang para lelaki di dunia ini, maka berapa banyak kesuksesan yang akan diraih. Wanita adalah penopang. Bayangkanlah, jika tiang penopang bangunan rapuh, maka sudah pasti bangunannya akan roboh dan rata dengan tanah. Tidak akan ada lagi yang tersisa kecuali puing-puing yang nilainya tidak seberapa. Kita tinggal memilih, apakah akan menjadi tiang yang kuat atau tiang yang rapuh? Jika ingin menjadi tiang yang kuat, kaum wanita harus terus berusaha menjadi wanita shalihah dengan mencontoh pribadi istri-istri Rasulullah.
Dengan terus berusaha menjaga kehormatan diri dan keluarga serta memelihara farji-nya, maka pesona wanita shalihah akan melekat pada diri kaum wanita kita.


Dikutip dari buletin keakhwatan #1 POH AL-USWAH

Inner Beauty Wanita Muslimah


Malu karena Allah adalah perona pipinya…..Penghias rambutnya adalah jilbab yang terulur sampai dadanya…..Zikir yang senantiasa membasahi bibir adalah lipstiknya……Kacamatanya adalah penglihatan yang terhindar dari maksiat……Air wudhu adalah bedaknya untuk cahaya di akherat….Kaki indahnya selalu menghadiri majelis ilmu……Tanganya selalu berbuat baik pada sesama….Pendengaran yang ma’ruf adalah anting muslimah…..Gelangnya adalah tawadhu…..Kalungnya adalah kesucian
(dikutip dari buku Kotak Kecantikan Ajaib karya Ninih Muthmainnah)

Subhanallah…mungkin inilah kata pertama yang sanggup kita ucapkan setelah membaca puisi diatas. Bagaimana tidak? Sungguh pesona wanita dengan segala keindahannya…yang karena memang begitulah Allah menciptakan makhluk yang bernama wanita ini. Mungkin akan lebih tepat jika kita panggil dengan nama muslimah. Pesona yang dapat memancarkan keindahan dari dalam diri muslimah, kharisma seorang muslimah, Inner Beauty.
Lalu bagaimana agar kita memiliki inner beauty tersebut? Dan bagaimanakah agar diri kita bisa menampilkan inner beauty tersebut? Okay, kita lanjutkan..
Kecantikan seorang wanita muslimah terdiri dari kecantikan fisik dan kecantikan batinnya. Agar aura kecantikan tersebut bisa terpancar tentunya kita harus bisa menyeimbangkan keduanya. Tidak hanya lebih mengutamakan kecantikan fisik ataupun sebaliknya. Nah, yang menjadi kunci utama dari itu semua adalah PeDe (percaya diri), selalu positive thinking, dan tidak menyesali keadaan (syukuri apa yang ada, ya nggak?) hhe... Mampu mengendalikan stress dan berusaha tetap semangat dalam menghadapi segala cobaan. Manajemen hati juga penting lho?! Agar kita mampu terhindar dari rasa benci, dendam, iri hati, hargai orang lain, gaya hidup sehat serta pola makan pun perlu kita jaga. Wah, sepertinya berat juga ya? But, you’ll never know till you have tried! J
Sekarang, bagaimana caranya untuk mengasah inner beauty itu?
First, positive thinking ! Berkhusnudzon pada diri sendiri dan pada orang lain. Dengan ini, Insyaallah dapat membuat wajah kita lebih bersinar karena yang ada dalam hati dan pikiran adalah positif.
Kedua, rasa syukur. Syukurilah apa saja yang telah Allah berikan untuk kita. Ini diperlukan agar kita bisa terhindar dari penyakit hati dan tentunya akan membuat hati kita terasa tentram, iya kan?
Ketiga, mengasah kemampuan intelektual. Wawasan dan ilmu pengetahuan yang luas tentunya akan membuat wanita muslimah mempunyai nilai tambah sendiri.
The last is… SMILE!! (^-^) Senyum yang tulus dan ikhlas dapat meluluhkan ketegangan jiwa dan pastinya ni…bikin wajah kita lebbbih bersinar.
Ciri – cirri wanita muslimah yang memiliki inner beauty ialah ia yang selalu memelihara ketaqwaannya yakni yang selalu mencintai Allah dan Rasulnya. Mampu bersosialisasi, bertoleransi terhadap sesama dan berinteraksi dengan baik. Rendah hati dan memiliki rasa sayang terhadap siapapun, dan jangan lupa…wanita muslimah yang kuat akan imannya!
Waah…sudah ada belum yaa ciri – ciri ini di diri kita??

bersumber dari :
Buletin Keakhwatan #2
POH AL - USWAH

Gladi Vidya Teladan 2008





GVT,... ah rasanya tidak akan pernah lupa dengan program Umum OSIS bhineka Teladan Bhakti yang satu ini. masih kuingat betul kenangan akan GVT satu setengah tahun yang lalu. GVT 2008 , proses pengenalan calon siswa - siswi 2011 pada SMAN 1 yogyakarta. Semua orang yang pernah menginjakkan kaki di bumi teladan pasti tidak akan asing dengan kegiatan yang satu ini. Apalah arti sekolah di teladan tanpa merasakan "nikmatnya" GVT :D. Banyak sekali kepingan kepingan kisah yang masih kuingat sampai detik ini. Pelajaran demi pelajaran yang dapat dipetik dari kegiatan ini tidaklah sedikit. Waktu itu aku ingat betul, Mas Ajik WK kelas GVTku X7 berkata pada kami "Dek, saya ini dulu GVT tidak tidur 3 hari." Kata Mas Ajik berusaha meyakinkan makna hakiki dari GVT itu sendiri. Kalau saja aku bisa berteriak di depannya sekarang , aku pasti sudah bilang "Mas, saya nggak tidur 4 hari pas GVT, dan saya sehat wal'afiat." hahhaha, lucu memang, Tapi itulah teladan. Bukan hal yang dilarang kok untuk saling memamerkan usaha yang telah dilalui untuk mencapai satu target " ora di-BL" hehehe. Tidaklah aneh, bahkan sangat wajar menurutku, Karena kemampuan dan pengalaman orang itu berbeda beda, tidak bisa disamakan begitu saja. Ada yang memang dia dengan mudahnya menyelesikan tugas tugas dari sie – KIR karena sudah berpengalaman. Ada juga yang kepayahan mengerjakan penelitian dan esai karena memang tidak berpengalaman, bahkan ada pula yang pada hari pertama GVT adalah pengalaman pertamanya membuka Microsoft Word, dan saya termasuk golongan kedua.;D Kepuasan yang di dapatpun berbeda beda. Bagi yang sudah ahli, mungkin akan menganggap tugas tugas yang diberikan biasa saja. Tapi bagi yang tidak? Oh.. tentu, kepuasaan yang didapat bila berhasil tidak bisa digambarkan dengan kata kata (curhat ceritane :p). Aku ingat betul pada puncak GVT , dimana kami 2011 berkumpul di Aula Katamso dan “dimarahi” habis-habisan. Waktu itu barisanku berdiri disuruh maju oleh Pak Singgih dan itu membuatku kaget setengah mati.Wajar saja, siapa yang nggak ngeri kalau bakal dimarahi. Kami, yang berada dalam satu barisan, pertama – tama disuruh menyanyikan Mars Teladan keras keras .dan kami berhasil menyanyikannya tanpa patah-patah (artinya kami hafal, Alhamdulillah :D) dan setelah itu tiba tiba kami mati beku. Kenapa? Karena Pak Singgih mengutarakan satu pertanyaan yang sangat simple jika dipikir sekarang tapi sangat sukar pada waktu itu. “Siapa nama Mitratama kalian?” krik krik… tidak ada satupun yang berani menjawab. Krik krik sekali lagi. Dan ada bisikan dari belakang dan samping barisan kami. Hanya satu kata, sependengaranku waktu itu nama Mitratama (dari bisikan teman teman) adalah Mas Satria. Kompak, semua menjawab “Mas Satria”. “Satria siapa?” Tanya Pak Singgih . nah loh, permasalahan semakin complicated. Semakin diam. Diskusi semakin ribut ada yang bilang “Pokoke ono april aprile,” ada yang bilang “Ada pratama-nya” dan sebagian besar hanya diam membeku, berdoa agar teman teman yang tahu segera mengumpulkan keberanian dengan mengutarakan jawaban dan mendoakan yang lupa agar ingat, dan aku salah satunya. Hehhee. Seusai kejadian , malamnya aku buka booklet GVT 2008, kuhafalkan semua nama panitianya. Dari Mitratama sebagai penanggungjawab Aprilianto Satria Pratama sampai ke sie sie yang ada dibawahnya. Dan semenjak saat itu, saya jadi hafal nama nama kakak kelas di Teladan. B). pengalaman yang tak akan pernah terlupakan. Itupun belum kisah yang lainnya. :D pokoke Teladan oke, Gevete aye… ;D

TELADAN JAYAMAHE
TELADAN JAYAMAHE
TELADAN JAYAMAHE

..... 1

" Ayah, jarak antara sini sama rumah berapa kilo ya yah? " itulah pertanyaan yang sampai detik ini masih kuingat lekat.
ketika itu pendaftaran ulang SMA, dimana aku menjatuhkan pilihan atas masa depanku untuk kuhabiskan di bumi teladan SMAN 1 YOGYAKARTA. saat itu ayah hanya ngawur menjawab , "halah, tulis wae rong kilo" kata Ayah. padahal asline nem kilo :B

Dan detik ini, masih kuingat detik detik dimana aku mendaratkan pertama kali kedua kakiku di bumi yang dikatakan elok akan kultur dan budayanya eeehhh .... dan tak lupa prestasi akademiknya.:D

Waktu itu ada satu orang "mbak mbak" yang berhasil memikat hatiku. dalam hati aku berseru "wah... mbaknya auranya menyenangkan sekali" dan detik itu masih kuingat lekat suatu hari nanti aku "terobsesi" untuk bisa menjadi seperti dirinya. namun hal itu tak berlangsung lama karena ketika aku sudah mengenal betul sudut dan lubang di SMA 1 hal itu terasa tidak menarik lagi. karena ternyata di balik cover SMA 1 dengan gedung Amerika yang menjulang megah 3 lantai beserta gedung baru yang kokoh berdiri, dibelakangnya banyak "makhluk sejenis" dan itu membuatku semakin terkagum kagum pada sekolah ini.

Dalam hati aku berteriak " hei ayah ibu, tempat ini tidak pantas dijuluki sekolah tetapi lebih daripada itu, bahkan akupun tak tau harus memberi nama apa.." tak kupungkiri di setiap sudut dan ruaang memberikan kenangan yang tak akan pernah telupakan. tunjuk saja satu ruangan ! maka aku akan bisa menceritakan kisahnya hingga berlembar lembar... ah... benar benar tempat yang mempesona. bahkan membayangkan aku mengangkat kaki dari tanah surgawi itupun aku tak sanggup -padahal waktuku tinggal sedikit lagi :( - dan tak terlupakan bahwa tiap sudutnya membawa kenangan. Basecamp, Masjid Al Uswah, Koperasi, Dance Class, Aula Katamso, Dharma Wanita, 306, Lab B.Ing, Lab IPA (nah loh? :B). yah... itulah keluargaku.

Bahkan benda matipun aku katakan sebagai keluargaku sebagai saksi akan tawa ,haru ,dan kerja keras yang kubangun selama aku tinggal di sana. GVT, benar benar menjadi kunci dari semua ini. kadang aku masih meratapi adik adik ku yang masih belum memahami betul makna GVT yang hakiki, bukanlah sebuah huruf dengan 3 unsur huruf sebagai pembentuknya tetapi sebuah semangat dan kerjakeras sebagai pembangun generasi teladan yang akan berikutnya...


Dan kini aku duduk di bangku kelas XI dan sudah mengenal betul seluk beluk bahkan lubang lubang di seluruh kisah dan harmoni yang meyertainya, dan kuharap kisahku ini tak akan pernah hilang dalam setiap detik dan waktu yang aku jalani...

semoga...


TELADAN JAYAMAHE
TELADAN JAYAMAHE
TELADAN JAYAMAHE

KISAH SMA (SEBUAH MASA ASIK)

Kulangkahkan kedua kakiku memasuki gerbang "TELADAN" yang selalu senantiasa terbuka untukku baik di saat hari hari sekolah ataupun di saat hari hari libur ketika aku merasa jemu dan bosan dengan lingkungan rumahku. yah... kemana lagi aku akan pergi? sekedar menghela nafas panjang dan mendatangi masjid Al Uswah yang senantisa menghadirkan kesejukan dengan warna hijaunya yang menentramkan. kapan lagi aku bisa merasakan indah seperti ini? jawabanku ini tak hanya disimpan dan dipendam olehku sendiri. yah... tengoklah setiap sudut perkataan adik adik atau kakak kakak yang pernah menginjakkan kaki di bumi teladan ini. pastilah mereka akan melontarkan jawaban yang sama sepertiku....

Pagi ini, kulangkahkan kaki dengan menggenggam semangat yang membara mengingat hari ini adalah tanggal 16 desember yang berarti sekolahku yang sudah kutinggali selama satu setengah tahun ini genap usianya menjadi 52 tahun. usia yang tua, tapi semoga tidak dengan semangat dan kultur budayanya. pagi ini, akan diadakan upacara bendera yang akan menandai dibukanya rentetan event yang akan digelar demi memeriahkan HUT SMAN 1 YOGYAKARTA. yang berarti upacara hari ini bukanlah upacara biasa yang sering dikerjakan tiap 2 minggu sekali di lapvol. kekhasan itupun terlihat dari "penjual balon" yang selama 2 tahun ini kulihat tidak pernah absen berjualan di depan sekolah setiap kalender menunjukkan angka 16 bulan 12. khas itu juga tak ketinggalan dari samping pos satpam , dimana di sana terpampang poster jumbo berisikan rangkaian acara peringatan HUT SMAN 1 YOGYAKARTA yang dipasang menghadap ke jalan raya HOS COKROAMINOTO (salah satu alamat di jogja yang tak akan pernah mungkin aku lupakan sepanjang hidupku ). ah tak hanya itu ... namun kotak kecil berukuran kurang dari satu meter kali satu meter terpampang di depan lapvol. "kotak magis" sebagai perlambang HUT teladan tahun ini, ya... itulah teve buatan sebagai perlambang HUT teladan (entah itu simbol HUT atau apalah namanya :D). dan tak lupa serentetan anak anak petugas upacara yang mengenakan seragam khasnya, siapa lagi kalau bukan tonti 2012.

Masih kuingat betul... upacara itu berlangsung tertib. ahh... tertib bukan berarti hikmat. kapan upacara kita pernah begitu hikmat? :p (mari kita jadikan bahan evaluasi bersama ;D) . ketika pak Ashrori menyampaikan pesan dan pidatonya -bahkan akupun tak ingat satukatapun dari beliau karena sibuk menjaga balon Sosial squad setelah melihat kejadian "balon meletus secara beruntun " hahahaha- kami hanya mendengarkan seperti upacara upacara sebelumnya yang pernah kami alami bersama di sini. begitu pidato selesai masih kuingat ada balon -satu kelas wajib membawa 5 balon- entah dari kelas ipa berapa (maklum :B hihihi) terlepas dari penjagaan anak anak dan terbang menuju tempat pak Ashrori (pembina upacara) alhasil Pak Ashrori "ketutupan" balon balon tadi (sekali lagi , satu kelas wajib mengumpulkan 5 balon), dan alhasil pula peserta upacara kesulitan menahan gelak tawa dan akhirnya tawa ku waktu itu pecah ketika upacara selesai..


Dan satu point yang waktu itu tak aku lupakan sampai detik ini, bahwa kelas yang pertama kali memulai meluncurkan balon ke langit adalah SOSIAL SQUAD.... dengan harapan waktu itu , kami bisa menjadi orang orang pertama yang melucur kembali ke area bumi teladan dengan membawa sejuta cerita indah dan bisa membaginya dengan adek adek kelas kami dan meneriakkan semboyan kami dengan sekeras kerasnya MINORITY IS HIGH QUALITY.....


TELADAN JAYA MAHE...
TELADAN JAYAMAHE...
TELADAN JAYAMAHE...
 

Copyright © Thipposite. Template created by Volverene from Templates Block
WP by Simply WP | Solitaire Online